Mars STAI Darunnajah
Jayalah slalu perguruan tinggiku
STAI Darunnajah
Melangkah pasti menuju masadepan
membangun peradaban islam
Gagah perkasa mendidik anak bangsa
Dengan penuh semangat juang
Cinta Ikhlasmu tercurah pada kami
Jadikan kami insan mulia
REFF
Kau tanamkan dalam Jiwa kami
Kehidupan islami
kau ukirkan dalam hati kami
Ilmu nan abadi
About life
Kamis, 30 November 2017
Puisi Duhai Ibu
Duhai Ibu
Ketika terbit fajar kau langkahkan kaki meninggalkan kami
Kau tak pernah perduli atas dirimu sendiri
Yang kau pikirkan hanyalah kebahagiaan kami
Terik mata hari menyengat kulitmu
Namun tak kau hiraukan menghitamnya kulitmu
Kulit yang dahulu selalu kau rawat dan kau jaga
Demi mencari rezeki
untuk anak tercinta
Ketika hujan menyerang
Tak pernah kau hentikan langkahmu untuk pulang
Kau tembus derasnya
hujan
Kau rasakan dinginnya guyuran air hujan yang menembus tulang
Bibir yang menggigil berhasil kau sembunyikan
Duhai ibu
Engkau bagai mendung yang setia pada hujannya
Yang akupun tak dapat menghitung setiap tetes setiamu
Dan disitulah titik setiamu yang akan selalu ada untukku
Senyummu adalah senyum terindah yang pernah kusaksikan
Pelukmu adalah pelukan terhangat yang pernah kurasakan
Duhai ibu
Izinkan aku melukiskan senyuman dibibirmu
Jangan lepaskan dekapanmu ketika aku belum mampu
menghadirkan itu
Temani aku ibu, Hingga aku mendapatkanmu bahagia
Aku akan menjadi teman setiamu Sampai tutup usiamu
Sama seperti dulu yang kau lakukan
Kau dekap aku dalam ketakutan
Tak pernah kau lepaskan genggaman tanganku
Ketika aku mulai lemah dan terjatuh kau ucapkan kalimat
mantra itu’’kau pasti bisa nak’’
Dan aku seakan tersihir dengan ucapanmu
Engkaulah sumber utama penyemangat dalam hidupku
Duhai ibu
Aku takut ketika waktunya telah
tiba engaku dipanggil Tuhan
Dan diwaktu itu aku belum sempat
mewujudkan apa yang kauharapkan
Maka akan aku pergunakan waktu
yang tersisa ini untuk mencintaimu
Seperti cinta yang engkau berikan kepadaku
Aku akan selalu memeluk mesra tubuhmu disetiap waktu
Dan akan aku ceritakan hal lucu yang membuatmu tertawa
bahagia
Ibu , rambutmu kian memutih
Namun bagiku engkaulah wanita
kesatria yang paling gagah
Duhai ibu
Mungkin dulu aku yang paling
sering menjadi penyebab kau meneteskan air mata
Sekarang aku berjanji tak akan
kubiarkan buliran berharga itu jatuh dipipimu
Ketika nanti kau telah tua renta
dan tak dapat lagi berjalan dengan gagah
Akan kusiapkan bahuku dan
kukuatkan seluruh tulangku untuk menggendongmu
Akan aku temani setiap senja dan
petangmu dengan canda
Akan aku selimuti engkau ketika
waktu tidurmu telah tiba
Dan kukecup keningmu dengan
setulus-tulusnya rasa cinta
Duhai Tuhan yang memiliki aku dan
ibuku
Aku mohon pertemukanlah kami di
jannah-Mu
Akan aku teguhkan kesaksianku
kepada-Mu
Bahwa dia ibuku adalah ibu
terhebat yang pernah Engkau anugerahkan kepadaku
Bahwa ia berhak berada didalam
jannah-Mu
Aku mencintaimu dengan cinta yang
tak berbatas waktu
Duhai ibu
Langganan:
Komentar (Atom)