Kamis, 30 November 2017

Puisi Duhai Ibu

Duhai Ibu

Ketika terbit fajar kau langkahkan kaki meninggalkan kami
Kau tak pernah perduli atas dirimu sendiri
Yang kau pikirkan hanyalah kebahagiaan kami
Terik mata hari menyengat kulitmu
Namun tak kau hiraukan menghitamnya kulitmu
Kulit yang dahulu selalu kau rawat dan kau jaga
Demi mencari rezeki  untuk anak tercinta
Ketika hujan menyerang
Tak pernah kau hentikan langkahmu untuk pulang
Kau tembus derasnya  hujan
Kau rasakan dinginnya guyuran air hujan yang menembus tulang
Bibir yang menggigil berhasil kau sembunyikan

Duhai ibu
Engkau bagai mendung yang setia pada hujannya
Yang akupun tak dapat menghitung setiap tetes setiamu
Dan disitulah titik setiamu yang akan selalu ada untukku
Senyummu adalah senyum terindah yang pernah kusaksikan
Pelukmu adalah pelukan terhangat yang pernah kurasakan

Duhai ibu
Izinkan aku melukiskan senyuman dibibirmu
Jangan lepaskan dekapanmu ketika aku belum mampu menghadirkan itu
Temani aku ibu, Hingga aku mendapatkanmu bahagia
Aku akan menjadi teman setiamu Sampai tutup usiamu
Sama seperti dulu yang kau lakukan
Kau dekap aku dalam ketakutan
Tak pernah kau lepaskan genggaman tanganku
Ketika aku mulai lemah dan terjatuh kau ucapkan kalimat mantra itu’’kau pasti bisa nak’’
Dan aku seakan tersihir dengan ucapanmu
Engkaulah sumber utama penyemangat dalam hidupku

Duhai ibu
Aku takut ketika waktunya telah tiba engaku dipanggil Tuhan
Dan diwaktu itu aku belum sempat mewujudkan apa yang kauharapkan
Maka akan aku pergunakan waktu yang tersisa ini untuk mencintaimu
Seperti cinta yang engkau berikan kepadaku
Aku akan selalu memeluk mesra tubuhmu disetiap waktu
Dan akan aku ceritakan hal lucu yang membuatmu tertawa bahagia
Ibu , rambutmu kian memutih
Namun bagiku engkaulah wanita kesatria yang paling gagah

Duhai ibu
Mungkin dulu aku yang paling sering menjadi penyebab kau meneteskan air mata
Sekarang aku berjanji tak akan kubiarkan buliran berharga itu jatuh dipipimu
Ketika nanti kau telah tua renta dan tak dapat lagi berjalan dengan gagah
Akan kusiapkan bahuku dan kukuatkan seluruh tulangku untuk menggendongmu
Akan aku temani setiap senja dan petangmu dengan canda
Akan aku selimuti engkau ketika waktu tidurmu telah tiba
Dan kukecup keningmu dengan setulus-tulusnya rasa cinta
Duhai Tuhan yang memiliki aku dan ibuku
Aku mohon pertemukanlah kami di jannah-Mu
Akan aku teguhkan kesaksianku kepada-Mu
Bahwa dia ibuku adalah ibu terhebat yang pernah Engkau anugerahkan kepadaku
Bahwa ia berhak berada didalam jannah-Mu
Aku mencintaimu dengan cinta yang tak berbatas waktu
Duhai ibu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar